Sidiktipikor.com,Banggai —Sorotan tajam datang dari kalangan muda Kabupaten Banggai terkait mencuatnya dugaan pelanggaran etik berupa perselingkuhan yang melibatkan salah seorang anggota DPRD Banggai berinisial HSA dari Partai Gerindra.
Salah satu suara kritis datang dari Aldi Alexander, pemuda daerah Kabupaten Banggai sekaligus mantan Ketua Dewan Legislatif Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako, yang menilai bahwa perilaku tidak bermoral tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai etika dan tanggung jawab publik.
“Perselingkuhan atau hubungan terlarang yang dilakukan oleh pejabat publik bukan hanya persoalan pribadi. Itu mencederai kepercayaan rakyat dan merusak marwah lembaga yang terhormat,” tegas Aldi, Kamis (16/10/2025).
Sebagai aktivis muda progresif, Aldi menilai persoalan moral dan etika pejabat publik tidak boleh dianggap remeh. Ia menekankan pentingnya sikap tegas dari pengurus Partai Gerindra dalam menindak anggotanya yang diduga melakukan pelanggaran etik.
“Partai Gerindra dikenal sebagai partai dengan disiplin tinggi dan nilai-nilai nasionalis yang kuat. Jangan sampai karena kelalaian dalam menegakkan etika, citra besar itu runtuh di mata masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aldi mendesak Ketua DPD Partai Gerindra Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, untuk turun tangan langsung menegakkan disiplin partai. Menurutnya, langkah cepat dan tegas dari pimpinan partai sangat penting untuk menjaga marwah Gerindra di mata publik, sekaligus menunjukkan bahwa partai tidak mentoleransi pelanggaran etik dalam bentuk apa pun.
“Kami mendesak agar Ketua Partai Gerindra Sulawesi Tengah, Bapak Longki Djanggola, mengambil langkah tegas dan bijak dalam menyikapi dugaan pelanggaran etik ini. Jangan ada pembiaran, karena hal ini menyangkut kehormatan partai dan integritas para kader di daerah,” tegasnya.
Aldi juga menyoroti pentingnya transparansi partai dalam menyikapi isu yang berkembang. Ia menyebut, masyarakat kini semakin kritis dan tidak bisa lagi dibungkam dengan alasan bahwa persoalan tersebut adalah urusan internal partai.
“Publik berhak tahu bagaimana partai menyikapi dugaan pelanggaran etik anggotanya. Keberanian dan keterbukaan dalam menegakkan kebenaran menjadi satu-satunya cara untuk menjaga kepercayaan rakyat,” tambahnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyerukan agar Partai Gerindra tetap menjadi contoh moral bagi partai politik lain, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan tanggung jawab publik.
“Sebagai generasi muda, kami ingin melihat partai politik menjadi teladan dalam beretika dan bermoral. Jika hal seperti ini dibiarkan, maka masyarakat akan menilai bahwa partai lebih melindungi pelanggar ketimbang menjaga nilai perjuangan,” pungkasnya.
Sumber: Aldi Alexander